Saat membeli kamera DSLR, dalam pikiran saya yang masih awam, saya bisa jepret sesuka hati. Toh, tidak menggunakan film, jadi biaya belajar foto murah. Betul, tidak menggunakan film, hingga biaya pembelajaran fotografi lebih murah. Tapi ada satu hal yang tidak terlintas dalam pikiran saya, ternyata shutter unit dari kamera DSLR itu ada usianya. Hingga, suatu hari, saat hunting bersama teman, kameranya tiba-tiba error. Image preview dapat berjalan dengan baik, namun saat pada mode memotret, terdapat pesan error mengenai shutter error.
Apa sih shutter unit ini? shutter unit adalah bagian kamera yang berguna mengatur exposure yang akan diterima oleh sensor. Bekerja dengan terbuka dan menutup sesuai kecepatan yang kita set pada kamera contoh 1/4000 detik, maka shutter akan menutup dengan kecepatan 1/4000 second.
Penggunaan shutter ini tercatat dalam data exif dari setiap image yang telah terekam. Data ini dapat dilihat dengan menggunakan software seperti xN view.
DSLR entry level diuji hingga 50 ribu kali jepret, dan DSLR prosumer bisa dipakai tanpa masalah hingga 100 ribu kali memotret. Untuk level pro diatas 150 ribu kali jepret tanpa masalah. Mungkin angka ini variatif untuk berbagai merek vendor.
Hal yang dapat membuat shutter unit mogok kerja adalah:
- Penggunaan shutter speed yang tinggi, shutter akan bekerja lebih keras.
- Burst, alias continues shooting, shutter Anda juga bekerja keras.
Bila Anda punya habit, jepret aja bleh.. nah, mungkin mulai sekarang sudah mulai diperhatikan, mind before shoot, selain membuat Anda lebih profesional dalam mengambil angle dan moment, Anda juga merawat kamera DSLR kesayangan Anda.
Info tambahan, di internet, saya temukan, penggantian shutter berkisar 100-200 USD (Canon), saya belum riset untuk price kamera lainnya (kebetulan saja saya menggunakan canon)